Seorang wanita jalang
berjalan kearahnya dengan penuh keyakinan.
Yakin akan suatu hal yang ingin dia dapat.
Bukan nafsu, bukan juga materi.
Sesungguhnya, ia hanya ingin mendapatkan ksih syang tulus tanpa dipermainkan oleh perasaan.
Sesungguhnya ia wanita jalang...
Tak ingin liar seperti anjing!!!
Sesungguhnya ia wanita jalang...
yang mencoba untuk suci.
Akulah Si Wanita Jalang.. yang selalu dipermainkan.
Mereka mungkin tak mengerti bagaimana sakitnya perasaan yang tidak karu-karuan.
Aku wanita jalang...!!!
Hai kalian coba mengerti aku...!!!!!!
hmm terlalu fulgar boozzzzz
BalasHapusdan memang membauat aku sedih.
oh oh oh oh
yeah
ok. langsung aja.
jadi begini, bagaimana penggungaan metafor dan diksinya dirasakan masih sangat kuraang sekali.
meliarkan imaji untuk menyelesaikan sebait puisi?? bagus! teruskan...
BalasHapussejauh kopi dalam cangkir itu belum penuh oleh air hujan...
ah, god. aku lupa nulis sajak cinta
-kampoengan
terus brkarya aj..jadi dirimu sendiri..jadikan komentar orang sebagai acuan untuk memotivasi kamu jai lebih baek re..ok..
BalasHapus