WeLcoMe to GembeL RonkzOck bLog's....



Nouna Ronkzock...

Nouna Ronkzock...

01 Oktober 2009

Bodooh...!!


Dia lelaki yang kukenal, tak pernah lagi peduli terhadapku.
Dia lelaki yang pernah dekat dengan ku, mulai menjauh dariku.

Aku menyadari itu semua, tapi mengapa aku masih berdiri dibelakangnya??
Apa aku ini wanita bodoh??
menanti seseorang yang tak lagi peduli terhadapku, menanti dia tanpa kepastian.

Lagi aku katakan, aku tetap saja berdiri dibelakangnya...
kalian mengerti, mengapa aku masih saja berdiri dibelakangnya??
Karena aku ingin slalu ada untuknya, apapun yang terjadi. bahkan saat nanti dia terjatuh lemah.
Sesungguhnya, aku ingin seseorang itu peduli juga terhadapku. Tapi, sudahlah tak perlu lagi ingin ku itu, mungkin memang sudah tak ada lagi yang peduli terhadapku.
Seseorang ketahuilah.. mungkin aku terlalu menyayangimu sehingga aku ini bodoh, sehingga aku ini tak beranjak pergi dari belakangmu.
Sekalipun kau tak akan melihat kebelakang..
Ketahuilah engkau seseorang, aku disini telah terjatuh lemah melihat kau terus seperti itu. aku rapuh..!!
Berjalanlah terus kau lelaki ku, tanpa melihat kebelakang, tanpa melihatku, tanpa pedulikanku..
Aku tetap senang karena sempat mengenalmu, semoga kau bahagia dengan temanku-kekasihmu.


1 komentar:

  1. pernah suatu ketika kudengar seorang teman bercerita dengan nada biasa di sebuah malam yang tak dingin. tetapi untuk mengenangnya, cukuplah bagiku untuk mendatangi nisan di lereng bukit tujuh penyesalan...
    satu hal yang aku petik dari ceritanya di malam itu, yaitu "RESIKO MENCINTAI" kendati mendiangpun tak menybutnya demikian...
    "kau kira aku bodoh.." hujatnya balik setelah aku menghujatnya.
    "aku hanya bahagia melihatnya bahagia. tak kurang, tak juga lebih"
    memang musim, kawan, yang membuat kita harus berbenturan dengan segala hal yang irasional - dan lebih seringnya menyakitkan. tapi toh kita menikmatinya, karena kita mencintainya...
    hahhhh, lagi2 cinta!!
    "kau pikir aku mengharapkannya?!"
    lihatlah betapa tapak-tapak yang kita jejakkan di tanah renta itu terlalu indah untuk kita hapus. biarlah musim dan waktu yang mengauskannya. dan kita, bukankah lebih baik tak menguburnya dalam kenang namun tak pula menanggalkan lukisan ringkih itu diatas daun pintu sebelum kita melangkahkan kaki ke luar..?! cukuplah jadi cermin diri yang mengajari kita tentang banyak hal. cukuplah jadi spion untuk kendali kita menuju ke depan!
    kampoengan

    BalasHapus